Kamis, Mei 29, 2008

Do the students learn to asses or learn to learn?



pelajaran mereka jago banget karena mereka sudah menghafalnya dengan tekun tapi disaat di praktekan dalam kehidupan sehari-hari mereka pasti bengong, contohnya mereka belajar matematika, mereka belajar menghitung meng hafal banyak hal sehingga di ujian dapat nilai bagus karena sudah dihafal semalaman dengan system SKS(sistem kebut semalam), tapi ketika sudah terjun dilapangan ketika mereka berhadapan dengan hitungan mereka akan menggunakan kalkulator karena alasannya lebih simple, atau contoh anak-anak diajarkan sholat, anak-anak sangat tahu materi tentang sholat tapi praktiknya tidak bisa, mereka bisa praktek kalau praktek ujian sekolah, dan ketika ditanya kenapa kamu sholat?jawabnya supaya lulus ujian, jadinya mereka tidak tahu aessensi dari sholat itu sendiri.
Mau gimana kalau sudah begini?tapi apakah kita akan terus membuat siswa learn to asses bukan learn to learn, yah membuatku mumpung belum terlambat, mari kita sedikit demi sedikit mengubaah cara berfikir bagaimana cara mengajarkan anak bukan target ujian saja tapi mengajarkan kepada anak belajar essensi dari belajar itu sendiri, belajar bukan untuk ujian tapi belajar adalah proses yang tidak bisa dilihat hasilnya secepat membalikan telapak tangan.


Pertanyaan ini yang harus ditanamkan bagi siapa saja yang merasa menjadi guru karena sudah sejak lama sekali kita mengajarkan pelajaran kepada anak didik supaya mereka lulus di ujian bukan supaya mereka belajar sesuatu, pengalaman saya ketika sebagai siswa, saya selalu belajar bagaimana menjawab pertanyaan-pertanyaan di saat ujian, tidak bisa dipungjkiri memang, karena system pembelajaran di kita khususnya mengajarkan bagaimna anak lulus ujian, wajar kalau siswa ditanya tentang materi

Tidak ada komentar: