Rabu, November 11, 2009

Punishments VS Logical Consequences






Punishment VS Logical Consequences

ketika kita membuat peraturan kepada anak-anak kemuadian mereka melanggarnya, apakah kita berikan Punishment (hukuman) atau diberikan logical Consequences (konsekwensi logis), tidak mudah memang ketika kita memberikan sesuatu supaya anak itu tidak melanggar lagi, terkadang kita berikan sesuatu dan mereka kapok tapi berlaku dalam waktu yang singkat setelah itu melanggarnya lagi, ada juga ketika kita memberikan hukuman efeknya sampai seumur hidup traumatis, nah makanya as a teacher harus hati2 dalam menangani hal ini supaya anak kapok untuk tidak melakukannya lagi tapi juga anak ga merasa traumatis atau takut kalau ada gurunya, atau takut hanya sementara
nah saya kasih solusinya apakah di kasih hukuman atau konsekwensi, ini ada list nya

Hukuman
hukuman biasanya ga ada hubungannya dengan masalah yang dibuat anak, contohnya, anak terlambat ke sekolah kemudian disuruh berdiri di kelas dengan kaki sebelah

hukuman selalu directive artinya guru yang menetukan, tanpa ada basa-basi langsung disuruh pergi keluar tanpa tahu apa yang harus dilakukan sama si anak

hukuman selalu menakutkan si anak, bukan meningkatkan kesadaran si anak tapi bikin takut, takut kalau ada gurunya

hukuman selalu pakai fisik, apakah dipukul, dijerat atau diapapun ada juga yang non fisik seperti diancam, contohnya "awas yah kalau kamu tidak mengerjakan PR, bapa ....., itu ancaman

hukumna kadang hanya berlaku dalam waktu yang singkat, maksudnya anak2 takut pas waktu itu saja sisanya biasa lagi


kalau konsekwensi

ada tiga poin yang harus diperhatikan dalam menggunakan konsekwensi
pertama respectful artinya konsekwensi yang diberikan tidak boleh humiliate anak atau membuat anak malu di hadapan temannya, contohnya ketika anak melakukan kesalahan, kita dekati dia, kita tanya kenapa melakukan hal itu, tanya kalau menurut kamu ketika melakukan begitu bagus atau tidak, disini ada komunikasi, bisa melibatkan teman2nya untuk memberi masukan apa menurut mereka kemudian apa yang harus dilakukan bisa didiskusikan sama0sama dengan melibatkan teman2 yang lain dan juga orang yang melakukan kesal;ahan, kalau keslahannya terlambat sekolah bisa disuruh membuat janji tertulis kalau dia tidak akan terlambat lagi.

kedua related artinya berhubungan dengan apa yang diperbuat, jangan semua kesalahan hukumannya berdiri di depan kelas itu kan g ada hubungannya, contohnya kalau dia terlambat suruh dia bikin tulisan kenapa dia terlambat apa alasannya apa yang dilakukan nanti kalau terlambat lagi kemudian kalau sudah tiga kali berturut baru diskusikan dengan orang tua karena bisa jadi dia terlambat karena orang tuanya. kalau kesalahannya di merusak barang ya konsekwensinya dia harus ganti kemudian didiskusikan kalau kita harus menjaga barang di sekolah seperti barang sendiri, makanya dari awal rule atau aturannya harus tegas dan jelas

ketiga realistic atau masuk akal, jangan sampai keslahannya merusak barang kemudian dipukul tangannya itu kan ga masuk akal, realistis, kalau misalkan anak SD membuat kesalahan karena ga bisa diam ketika guru menjelaskan kemudian anak itu disuruh keluar itu ga realistis, harus sesuai juga dengan anaknya, kalau anak sd g bisa diam itu kan wajar masih anak-anak, penangannaya lagi-lagi dikomunikasikan diajak ngobrol dengan baik-baik

oya, efeknya dari Logical Consequences, anak akan belajar banyak karena efeknya seumur hidup, anak merasa dihargai, dan kalau kita konsisten, kita ga akan cape untuk ngingetin karena anak sudah tau prosedurnya kalau terjadi sesuatu

sekarang tinggal pilih mau memakai Punishment atau Logical Consequences?masih mau pake funishment supaya kamu ditakutin sama muridnya atau Logical Consequences supaya kamu hihargai oleh muridnya

1 komentar:

MamaZahra-Farhat mengatakan...

kok funishment pak? bukannya punishment?